SALAH satu kebaikan Islam dan
kemudahannya yang dibawakan untuk kepentingan ummat manusia, ialah "Islam tidak
mengharamkan sesuatu kecuali di situ memberikan suatu jalan keluar yang lebih
baik guna mengatasi kebutuhannya itu." Hal ini seperti apa yang diterangkan oleh
Ibnul Qayim dalam A'lamul Muwaqqi'in 2: 111 dan Raudhatul Muhibbin halaman 10.
Beliau mengatakan: Allah mengharamkan mereka untuk mengetahui nasib dengan
membagi-bagikan daging pada azlam, tetapi di balik itu
Ia berikan gantinya dengan doa istikharah. Allah mengharamkan mencari untung
dengan menjalankan riba; tetapi di balik itu Ia berikan ganti dengan suatu
perdagangan yang membawa untung. Allah mengharamkan berjudi, tetapi di balik itu
Ia berikan gantinya berupa hadiah harta yang diperoleh dari berlomba memacu
kuda, unta dan memanah. Allah juga mengharamkan sutera, tetapi di balik itu Ia
berikan gantinya berupa aneka macam pakaian yang baik-baik, yang terbuat dari
wool, kapuk dan cotton. Allah telah mengharamkan berbuat zina dan liwath, tetapi
di balik itu Ia berikan gantinya berupa perkawinan yang halal. Allah
mengharamkan minum minuman keras, tetapi dibalik itu Ia berikan gantinya berupa
minuman yang lezat yang cukup berguna bagi rohani dan jasmani. Dan begitu juga
Allah telah mengharamkan semua macam makanan yang tidak baik (khabaits), tetapi
di balik itu Ia telah memberikan gantinya berupa makanan-makanan yang baik
(thayyibat).
Begitulah, kalau kita ikuti dengan
saksama seluruh hukum Islam ini, maka akan kita jumpai di situ, bahwa Allah
s.w.t. tidak memberikan suatu kesempitan (baca haram) kepada hambanya, melainkan
di situ juga dibuka suatu keleluasaan di segi lain. Karena Allah samasekali
tidak menginginkan untuk mempersukar hambaNya dan membuat takut. Bahkan Ia
berkehendak untuk memberikan kemudahan dan kebaikan serta betas-kasih kepada
hambaNya. Sebagaimana difirmankan sendiri oleh Allah dalam
al-Quran:
"Allah berkehendak akan menerangkan kepadamu dan memberikan petunjuk kepadamu tentang cara-cara (sunnah) yang dilakukan orang-orang sebelum kamu, dan Allah juga berkehendak untuk menerima taubatmu, dan Allah adalah Zat yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Allah berkehendak untuk menerima taubatmu, tetapi orang-orang yang mengikuti keinginan hawa nafsunya itu berkehendak untuk berpaling dengan palingan yang sangat. Allah (juga) berkehendak untuk memberikan keringanan kepadamu, sebab manusia itu dicipta dengan keadaan yang lemah." (an-Nisa': 26-27)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar