Jihad merupakan kewajiban bagi setiap muslim,
baik dengan harta benda (infaq), dengan jiwa (perang) atau dengan lisan dan
tulisan yaitu mengajak jihad dan mempertahankanya. Jihad ada beberapa macam
:
Jika orang-orang Islam meningalkan jihad dan
tertarik oleh kehidupan dunia, pertanian dan perdagangan maka ia akan tertimpa
kehinaan, sebagimana sabda Rasululloh صلي الله عليه
وسلم:
“jika anda jual beli ‘inah (seseorang menjual sesuatu dengan
tempo dan menyerahkannya kepada pembeli. Kemudian ia membelinya kembali dari si
pembeli tersebut sebelum lunas pembayarannya dengan harga yang lebih murah dan
dibayar langsung) kamu berjalan di belakang ekor-ekor sapi (membajak di sawah)
dan kamu puas dengan pertanian kemudian kamu tinggalkan jihad di jalan
Allah,maka Allah menimpakan kepada kamu sekalian kehinaan dan tidak akan
melepaskannya darimu sehingga kamu kembali kepada agamamu.” (HR. Ahmad).
الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ . قُلْنَا لِمَنْ ؟
قَالَ : لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ
وَعَامَّتِهِمْ
“Agama adalah nasihat, kami bertanya, untuk,
siapa wahai Rasululloh? Beliau menjawab : untuk Allah, kitabNya, Rasulnya,
pemimpin-pemimpin Islam dan orang-orang muslim awam.”
(HR. Muslim).
Dan juga sabda beliau :
“Jihad yang paling mulia adalah menyampaikan
kebenaran pada pemimpin yang zhalim.” (HR. Abu Daud
dan Turmudzi).
Adapun cara untuk menghindarkan diri dari
penganiayaan pemimpin kita sendiri yaitu agar orang-orang Islam bertaubat kepada
Tuhan, meluruskan akidah mereka, mendidik diri dan keluarga mereka atas dasar
ajaran-ajaran Islam yang benar, sebagai pelaksanaan dari firman Allah
:
إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى
يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan
suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan mereka sendiri.” (QS: Ar-Ra’d :
11).
Untuk itu salah seeorang da’i masa kini pernah mengatakan :
“dirikanlah negara Islam dalam hatimu, mesti akan berdiri di atas
bumimu.”
Dan juga harus memperbaiki fondasi bengunan
yang didirikan, yaitu masyarakat. Allah berfirman :
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ
وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُم فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ
الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى
لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا
يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ
الْفَاسِقُونَ
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang
yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bahwa Dia
sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan
bagi mereka agama yang telah diridhainya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan
menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman
sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu pun
dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka
itulah orang-orang yang fasik.” (QS: An-Nur :
55)
جَاهِدُوا الْمُشْرِكِيْنَ بِأَمْوَالَكُمْ
وَأَنْفُسَكُمْ وَأَلْسِنَتَكُمْ
“Dan berjihadlah menghadapi orang-orang
musyrik dengan harta bendamu, jiwamu dan lisanmu.”
(HR. Ahmad)
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ
“Barangsiapa melihat kemungkaran maka
rubahlah dengan tangan, jika tidak mungkin maka dengan lisan, jika tidak mungkin
maka dengan hati, dan itulah selemah-lemah iman.” (HR.
Muslim).
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ
فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ
السَّعِيرِ
“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu,
maka anggaplah sebagai musuh (mu), karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak
golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang
menyala-nyala.” (QS: Fathir: 6).
وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ
لأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلاَّ مَا رَحِمَ رَبِّيَ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari
kesalahan) karena sesunguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan,
kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS: Yusuf :
53).
Ada sebuah syair menuturkan :
وخالف النفس والشيطان واعصهما
وإن هما محضاك النصح فاتهم
“Musuh besarmu nafsu dan setan, bujuk-rayunya
jangan kau hiraukan, tutur nasihatnya penuh kesesatan, I’tikad baiknya mesti kau ragukan.”
Ya Allah berilah kami taufiq untuk menjadi
orang-orang yang berjihad dan beramal mengkuti Rasululloh صلي الله عليه وسلم .
|
Minggu, 26 Mei 2013
JIHAD DIJALAN ALLAH
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar