Ikhlas
secara bahasa artinya memurnikan. Adapun menurut syara', yang dimaksud ikhlas
adalah memurnikan niat dalam beribadah kepada Allah, semata-mata mencari ridha
Allah عزّوجلّ, menginginkan wajah Allah سبحانه و تعالى, dan mengharapkan rahmatNya, takut terhadap siksaNya, dan
mencari pahala (keuntungan) akhirat. Serta membersihkan niat dari syirik niat,
riya’, sum’ah, mencari pujian, balasan, dan ucapan terimakasih dari manusia,
serta niat duniawi lainnya.
Rasulullah
صلى الله عليه وسلم bersabda:
إِنَّ
اللَّهَ لاَ يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلَ إِلاَّ مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ
بِهِ وَجْهُهُ
Sesungguhnya Allah tidak akan menerima dari semua jenis amalan kecuali
yang murni untukNya dan untuk mencari wajahNya. (HR. Nasaa-i, no.
3140).
Rasulullah
صلى الله عليه وسلم juga bersabda:
قَالَ
اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ
عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ
Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman: “Aku paling tidak membutuhkan sekutu.
Barangsiapa beramal dengan suatu amalan, dia menyekutukan selain Aku bersamaKu
pada amalan itu, Aku tinggalkan dia dan sekutunya. (HR. Muslim no. 2985).
Jika
ibadah dicampuri dengan syirik, maka syirik itu menggugurkan ibadah tersebut,
betapa pun banyak ibadah yang telah dilakukan. Allah عزّوجلّ berfirman:
وَلَقَدْ
أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ
عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi)
sebelummu: Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu dan
tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. az
Zumar/39:65).
Syaikh
'Abdurrahman bin Nashir as Sa’di رحمه الله, di dalam tafsirnya mengenai ayat ini, beliau berkata: “Dalam
nubuwah seluruh nabi, bahwa syirik itu melenyapkan amalan, sebagaimana
Allah عزّوجلّ telah berfirman di dalam surat al An’am”.
Syaikh
Abdul 'Aziz bin 'Abdullah bin Baz رحمه الله berkata, "Telah maklum berdasarkan dalil-dalil syar’i dari
al-Kitab dan as-Sunnah, bahwa seluruh amalan dan perkataan hanyalah sah dan
diterima jika muncul dari aqidah shahihah (yang benar). Jika aqidah tidak
shahihah, maka seluruh amalan dan perkataan yang muncul pun menjadi batal.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar