Powered By Blogger

Minggu, 26 Mei 2013

ANCAMAN BAGI ORANG YANG MENGABAIKAN ANAK YATIM



Sedemikian besarnya perhatian Islam yang mulia terhadap anak-anak yatim, maka barang-siapa yang mengabaikan dan menelantarkan hak-hak mereka, Allah عزّوجلّ dan Rasul-Nya صلى الله عليه وسلم akan mengancam dan menghukumnya. Di inilah ancaman yang tertera dalam al-Qur'an maupun as-Sunnah itu:
1.    Orang yang mengabaikan hak-hak anak yatim, baik dengan cara menzaliminya atau tidak mengurusinya adalah pendusta terhadap agama. Allah سبحانه و تعالى berfirman:
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ. فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim.” (QS. al-Ma'un [107]: 1-2 )
Imam Ibnu Katsir رحمه الله berkata, "Menghardik anak yatim adalah dengan cara memaksanya, menzalimi haknya, tidak memberi makan, tidak pula berbuat baik kepadanya."
2.    Orang yang memakan harta anak yatim secara zalim termasuk salah satu dosa besar. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ قَالَ: الشِّرْكُ بِاللَّهِ، وَالسِّحْرُ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ، وَأَكْلُ الرِّبَا، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ، وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلَاتِ
"Jauhilah oleh kalian tujuh dosa yang menghancurkan!" Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, dosa apakah itu?" Beliau menjawab, "Mempersekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan-Nya kecuali dengan hak, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang, menuding zina perempuan mukmin yang terjaga." (HR. al-Bukhari Muslim)
3.    Orang yang memakan harta anak yatim dengan cara zalim, bagaikan orang yang menelan api dan Allah عزّوجلّ akan memasukkannya ke dalam nyala api neraka. Allah سبحانه و تعالى berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَى ظُلْماً إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَاراً وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيراً
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” (QS. an-Nisa’ [4]: 10)
Demikianlah, ajaran Islam memberi kedudukan yang amat agung kepada anak yatim dengan memerintahkan kaum muslimin untuk berbuat baik dan memuliakan mereka. Kemudian memberi balasan pahala yang besar bagi yang benar-benar menjalankannya, di samping mengancam orang-orang yang bersikap acuh tak acuh atas nasib mereka, apalagi semena-mena terhadap harta mereka.
Ajaran yang mempunyai nilai sosial tinggi ini, hanya ada di dalam Islam. Bukan hanya slogan dan isapan jempol belaka, tapi juga telah dipraktikkan oleh para sahabat Nabi صلى الله عليه وسلم dan kaum muslimin sampai saat ini. Bahkan pada zaman Nabi صلى الله عليه وسلم dan para sahabatnya, anak-anak yatim diperlakukan sangat istimewa. Kepentingan mereka diutamakan daripada kepentingan pribadi atau keluarga sendiri. Gambaran tentang hal ini, di antaranya dapat kita lihat dari hadits berikut:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ لَمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ (وَلَا تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ) وَ (إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَى ظُلْمًا) الْآيَةَ انْطَلَقَ مَنْ كَانَ عِنْدَهُ يَتِيمٌ فَعَزَلَ طَعَامَهُ مِنْ طَعَامِهِ وَشَرَابَهُ مِنْ شَرَابِهِ فَجَعَلَ يَفْضُلُ مِنْ طَعَامِهِ فَيُحْبَسُ لَهُ حَتَّى يَأْكُلَهُ أَوْ يَفْسُدَ فَاشْتَدَّ ذَلِكَ عَلَيْهِمْ فَذَكَرُوا ذَلِكَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ (وَيَسْأَلُونَكَ عَنْ الْيَتَامَى قُلْ إِصْلَاحٌ لَهُمْ خَيْرٌ وَإِنْ تُخَالِطُوهُمْ فَإِخْوَانُكُمْ) فَخَلَطُوا طَعَامَهُمْ بِطَعَامِهِ وَشَرَابَهُمْ بِشَرَابِهِ
Dari Ibnu Abbas رضي الله عنها, ia berkata: tatkala Allah عزّوجلّ menurunkan ayat: "Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang dibenarkan" dan "Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim…..", Maka setiap orang yang mengurusi anak yatim pun langsung berangkat setelah itu memisahkan makanan mereka dan makanan anak itu, minuman mereka dari minuman anak itu. Mereka lebih mengutamakan makanan anak itu daripada yang untuk mereka. Makanan anak itu dipisahkan di suatu tempat sampai dimakannya atau menjadi basi. Hal tersebut sangat memberatkan mereka, kemudian mereka mengadu kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Lalu Allah عزّوجلّ menurunkan ayat: "Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang anak yatim, katakanlah: "Berbuat baik kepada mereka adalah lebih baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu." Kemudian orang-orang menyatukan makanan mereka dengan anak yatim.
Semoga pembahasan yang singkat ini bisa semakin menggugah hati dan sanubari kita untuk bertambah dalam memperhatikan hak-hak anak yatim.
Wallahu a’lam

1 komentar: