Mengurus,
menjaga serta mengayomi anak yatim memiliki banyak sekali keutamaan. Di
antaranya:
1.
Allah
سبحانه و تعالى akan menyelamatkan pengurus anak yatim dari
berbagai kesusahan di hari kiamat serta diberikan kegembiraan di saat manusia
yang lain mengalami kesulitan. Allah عزّوجلّ berfirman:
وَيُطْعِمُونَ
الطَّعَامَ عَلَى حُبِّهِ مِسْكِيناً وَيَتِيماً وَأَسِيراً. إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ
لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَاء وَلَا شُكُوراً. إِنَّا نَخَافُ مِن
رَّبِّنَا يَوْماً عَبُوساً قَمْطَرِيراً. فَوَقَاهُمُ اللَّهُ شَرَّ ذَلِكَ
الْيَوْمِ وَلَقَّاهُمْ نَضْرَةً وَسُرُوراً
“Dan mereka memberikan makanan yang
disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya
kami memberi makan kepada kalian demi mencari wajah Allah, kami tidak
menginginkan balasan dan tanda terima kasih dari kalian. Sesungguhnya kami takut
akan siksa Rabb kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka
masam penuh kesulitan, maka Allah memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan
memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati.” (QS. al-Insan
[76]: 8-11)
2.
Pengurus
anak yatim akan bersama Rasulullah صلى الله عليه وسلم tinggal dalam surga. Hal ini sebagaimana
sabda beliau:
أَنَا
وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ
وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا
"Aku dan pengasuh anak yatim berada di surga
seperti ini. Beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengahnya dan
beliau sedikit merenggangkan kedua jarinya." (HR.
al-Bukhari)
3.
Melembutkan
hati yang keras. Sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah رضي الله عنه beliau
berkata:
أَنَّ
رَجُلًا شَكَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَسْوَةَ
قَلْبِهِ فَقَالَ: إِنْ أَرَدْتَ تَلْيِينَ قَلْبِكَ، فَأَطْعِمِ الْمِسْكِينَ
وَامْسَحْ رَأْسَ الْيَتِيمِ
"Sesungguhnya seseorang datang mengadu
kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم tentang keras hati yang dialaminya, maka
beliau bersabda, 'jika kamu ingin melembutkan hatimu, maka berilah makan orang
miskin dan usaplah kepala anak yatim." (Shahih. HR. Ahmad 2/263.
Ash-Shahihah: 854)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar