- Introspeksi diri sebelum beramal
Yang bisa dilakukan untuk tujuan ini ialah
dengan melihat dan
memperhatikan keinginan jiwa ketika akan berbuat. Hendaknya dia menilai
apakah keinginan yang
terlintas itu untuk kebaikan dan ada manfaatnya ataukah kejelekan semata. Jika
baik maka bisa dikerjakan, namun jika tidak hendaknya dibatalkan. Hasan al-Bashri
رحمه الله berkata: "Semoga
Alloh merahmati seseorang yang bisa menilai ketika timbul keinginannya. Jika keinginannya karena Alloh
dia teruskan, namun apabila untuk selain-Nya dia akhirkan."1
Jenis muhasabah sebelum beramal ini sangat
penting untuk menimbang apakah amalan yang akan kita kerjakan baik ataukah
jelek, ikhlas karena Alloh
عزّوجلّ ataukah ingin riya'.
Agar benar-benar amalan kita diterima di sisi Alloh عزّوجلّ dan tidak sekedar beramal tanpa
mempedulikan akibatnya, sehingga termasuk dalam firman Alloh عزّوجلّ yang
berbunyi:
عَامِلَةٌ نَّاصِبَةٌ. تَصْلَى نَاراً حَامِيَةً
"Bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api
yang sangat panas
(neraka)." (QS. al-Ghosyiyah [88]: 3-4)
- Introspeksi diri setelah beramal
Jenis introspeksi ini ada tiga bentuk:
- Introspeksi diri terhadap ketaatan yang sudah dikerjakan akan tetapi masih ada celah-celah yang kurang. Yang harus dipenuhi ketika mengerjakan ketaatan adalah ikhlas dan mutaba'ah Rosululloh صلي الله عليه وسلم . Hendaklah dua perkara ini menjadi inti perhatiannya dalam beramal.
- Introspeksi diri terhadap seluruh perbuatan yang bila ditinggalkan akan lebih baik daripada dikerjakan. Contoh kongkretnya adalah bila mengerjakan kemaksiatan atau mengerjakan perbuatan yang tidak wajib hingga perkara yang wajib terlalaikan, seperti orang yang sholat tahajjud semalam suntuk hingga sholat subuhnya terlewatkan.
- Introspeksi diri terhadap perkara yang boleh atau kebiasaan. Yaitu dengan bertanya diri sendiri apakah saya mengerjakannya ada niat ibadah ataukah sekedar rutinitas biasa. Karena perkara yang boleh bisa bernilai ibadah jika diniatkan ibadah. Sahabat Mulia Mu'adz bin Jabal 4& pernah berkata:
أَمَّا أَنَا فَأَقُومُ وَأَنَامُ وَأَرْجُو فِي
نَوْمَتِي مَا أَرْجُو فِي قَوْمَتِي
"Adapun saya, maka saya sholat dan tidur. Dan
saya berharap dalam tidur saya apa yang saya harapkan dalam sholat saya."
(HR. al-Bukhori: 4086, Muslim: 1733)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar