Powered By Blogger

Minggu, 26 Mei 2013

KEDUDUKAN AKHLAK DALAM ISLAM



Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad صلي الله عليه وسلم, keluarga, dan sahabatnya. Amma Ba’du:
 Sungguh agama Islam telah menempatkan akhlak mulia sebagai sifat yang sempurna, karena Alloh Robbul 'alamin sangat mencintai akhlak mulia dan membenci kebalikannya. Sebagaimana dalam sebuah hadits:
إِنَّ اللهَ يُـحِبُّ مَعَالِيَ الْأُمُورِ وَأَشْرَفَهَا وَيَكْرَهُ سَفْسَافَهَا
"Sesungguhnya Alloh mencintai perkara-perkara yang mulia dan membenci perkara yang rendahan." (H R. Thobroni: 2894, Ibnu Adi I/114, al-Qudho'i 2/89. Lihat ash-Shohihah: 1627)
Dengan demikian dapat kita pastikan bahwa akhlak termasuk ibadah. Karena tidak ada satu pun perkara yang dicintai-Nya kecuali dia termasuk bagian ibadah dan perkara yang urgen dalam agama. Rosululloh صلي الله عليه وسلم sendiri telah menegaskan bahwa akhlak merupakan ibadah yang agung yang dapat mengangkat derajat seorang mu`min, berdasarkan hadits:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ
"Sungguh seorang mu'min dapat meraih derajat orang yang sholat dan puasa karena akhlaknya yang bagus." (H R. Abu Dawud: 4798, Hakim I/60, Ibnu Hibban: 1927, dishohihkan oleh al-Albani dalam ash-Shohihah: 795)
Karena perkaranya yang agung dan urgen, Pembuat syari'at yang mulia ini tidak luput untuk memperhatikan masalah akhlak. Bahkan, boleh kita tegaskan bahwa agama ini seluruhnya adalah akhlak.
Imam Ibnul Qoyyim رحمه الله berkata: "Agama ini seluruhnya adalah akhlak, barangsiapa memperbaiki akhlaknya maka baik pula agamanya." (Madarijus Salikin 2/320)
Cukuplah dalil-dalil syar'i sebagai bukti bahwa Islam adalah agama yang selalu mengajarkan dan menganjurkan berakhlak mulia. Di antaranya ialah firman Alloh:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
“Jadilah engkau pemaaf, dan suruhlah orang mengerjakan kebaikan serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh. (QS. al-A'rof [7]: 199)
Alloh juga berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.... (QS. at-Tahrim [66]: 6)
Sahabat mulia Ali bin Abu Tholib رضي الله عنه mengatakan: "Yaitu ajari dan didiklah mereka." (Tafsir ath-Thobari 28/165)
Yang menguatkan pula bahwa Islam adalah agama yang memperhatikan masalah akhlak adalah diutusnya Nabi kita صلي الله عليه وسلم sebagai pembawa panji terdepan dalam masalah akhlak. Rosululloh صلي الله عليه وسلم bersabda:
إِنَّـمَا بُعِثْتُ لِأُتَـمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Ahmad 2/381, Bukhori dalam Adab Mufrod: 273, Hakim 2/613, dihasankan oleh al-Albani dalam ash-Shohihah: 45, Shohih Adab Mufrod: 207)
Imam Ibnu Sirin رحمه الله mengatakan: "Dahulu para sahabat mempelajari  adab  sebagaimana mereka mempelajari ilmu." (Tadzkirotus Sami'wal Mutakallim hal. 14, oleh Ibnu Jama'ah al-Kinani, cet. Dar Kutub llmiyyah. Lihat pula Mausu'ah al-Adab al-lslamiyyah hal. 13, oleh Abdul Aziz Futuhi, cet. Dar Thoyyibah)
Demikian pula para ulama robbaniyyin sebagai pewaris para nabi, mereka bangkit menyeru umat agar berhias dengan akhlak mulia melalui pena dan tulisan yang mereka goreskan dalam kitab-kitab mereka. Mereka sangat serius dan penuh perhatian, bahkan menjadikan akhlak sebagai ciri khas aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah.
Abu Utsman ash-Shobuni رحمه الله berkata: "Mereka (ahlul hadits) menganjurkan untuk mengerjakan sholat malam setelah tidur, menyambung silaturrohim, menyebarkan salam, memberi makan, mengasihi fakir miskin dan anak-anak yatim, dan peduli terhadap masalah kaum-muslimin." (Aqidatus Salaf wa Ashhabul Hadits hal. 101)
Demikian pula yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah رحمه الله dalam kitabnya, al-Aqidah al-Washithiyyah, setelah memaparkan aqidah dan prinsip dasar Ahlus Sunnah, beliau mengatakan: "Dan mereka Ahlus Sunnah menyeru untuk berakhlak mulia, berbuat kebajikan, meyakini makna hadits Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, mereka menganjurkan untuk menyambung hubungan orang yang memusuhi, memberi dan memaafkan orang yang men-zholimi, serta berbuat baik kepada kedua orangtua." (Syarh al-Aqidah al-Washithiyyah 2/352)
Dari penjelasan di atas, jelaslah kesalahan orang yang mengagumi orang kafir barat dan mengatakan bahwa mereka lebih bagus akhlaknya daripada kaum muslimin, mengatakan bahwa Islam agama pedang dan kekerasan, tidak berakhlak!? Tidak, sekali-kali tidak, Islam tidak boleh dihina hanya karena terkotori oleh segelintir pemeluknya!! Islam adalah agama yang menyerukan berakhlak mulia sebagaimana telah jelas dari uraian di muka. (Lihat Makarimul Akhlaq hal. 5 oleh Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin, Ittihaf Thullab Bi Syarhi Manzhumah al-Adab hal. 3 oleh Syaikh Sholih al-Fauzan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar